Belum Ada Vaksinnya? Ilmuwan Mesir Ini Telah Menemukan Vaksin Virus Corona Sejak 2012 Bersama Virologist Belanda.
Saat ini dunia digemparkan dengan merebaknya wabah virus Corona (CoV) yang mematikan. Kabar terkini menyebutkan korban meninggal dunia mencapai 106 orang dan 4.000 orang terinfeksi virus mirip SARS ini. Virus ini disebut-sebut berasal dari kelelawar dan pertama kali mewabah di Wuhan, China. Hingga kini belum ada ada obat atau vaksin yang dapat mencegah atau mengobati wabah penyakit itu.
Ternyata, orang pertama yang menemukan virus Corona adalah ilmuwan muslim, virologist asal Mesir bernama Dr Ali Mohamed Zaki di Jeddah. Dr Ali Mohamed Zaki mempublikasikan virus temuannya di The New England Journal of Medicine (NEJM) pada Oktober 2012
sumber :
https://t.co/GMY7k7JkTr.
Gejala yang mirip dengan penyakit SARS ini telah membuat dunia gempar, bahkan beberapa kota di China telah diisolasi. Dikatakan juga terduga penyebabnya adalah hewan kelelawar.
Para peneliti mengatakan belum ada vaksin untuk virus mematikan ini. China dan Amerika kini berupaya mencari vaksin menyembuh coronavirus atau virus corona.
Dokter Ali Mohamed Zaki berhasil mempublikasikan virus temuannya di salah satu jurnal terkemuka, yaitu The New England Journal of Medicine (NEJM) pada Oktober 2012, bersama dengan beberapa ilmuwan (virologist) dari Belanda. Hal itu dikatakan oleh Dokter M Saifudin Hakim, seorang dosen Fakultas Kedokteran UGM, melansir situs kesehatan muslim.
Ketika itu, Ali Mohamed Zaki melaporkan seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun dengan gejala demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Pemeriksaan selanjutnya menunjukkan adanya proses infeksi di paru-paru.
Pasien itu akhirnya meninggal dunia meskipun telah mendapatkan perawatan intensif. Sayangnya, pemeriksaan di RS Soliman Fakeeh di Jeddah saat itu tidak dapat mengungkap agen penyebab infeksi pasien itu.
Sampel yang berasal dari pasien itu kemudian dikirim ke Departemen (laboratorium) Viroscience, Erasmus Medical Center (EMC), Rotterdam, Belanda, salah satu laboratorium virologi terkemuka di dunia.
Di laboratorium inilah akhirnya diketahui bahwa penyebab infeksi pasien itu adalah virus varian baru dari jenis coronavirus. Karena virus itu diisolasi pertama kali di EMC, virus itu kemudian diberi nama HCoV EMC (Human CoronaVirus Erasmus Medical Center).
Para Analisis menunjukkan bahwa virus HCoV EMC tersebut sangat dekat kekerabatannya dengan coronavirus yang ditemukan di kelelawar (bat coronavirus, yaitu BatCoV-HKU5 dan BatCoV-HKU4). Namun begitu, saat itu belum diketahui bagaimana cara atau mekanisme penularannya ke manusia. Bahkan sampai saat ini hal itu belum terkuak.
Kini, setiap ilmuwan di seluruh dunia yang membicarakan dan mempublikasikan kasus atau riset berkaitan dengan virus MERS-CoV pasti merujuk pada artikel NEJM yang ditulis oleh Profesor Dokter Ali Mohamed Zaki tersebut.
Pemerintah China pada Selasa (28/1), melalui Komisi Kesehatan Provinsi Hubei mengungkap angka kematian yang mencapai 106 orang, sementara korban terjangkit mencapai 4.409 untuk di wilayah China daratan.
Padahal sehari sebelumnya, angka kematian mencapai 82 orang dengan korban terjangkit sekitar 3.700 orang. Angka tersebut belum termasuk korban terpapar lainnya yang berada di luar negeri atau wilayah seperti Hong Kong, Thailand, Makau, Australia, Singapura, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Prancis, Vietnam, Kamboja, Kanada, Jerman, Nepal, hingga Sri Lanka.
#SapawargaSby
#infosurabaya
#aslisuroboyo
#BanggaSurabaya
#sparklingSBY
#aslisuroboyo
#lovesurabaya
#pesonasurabaya
#surabayaexplorer
#Suroboyosolid
#suroboyombois
#kimpelangikrembangan
#kimkotasurabaya
#kimindonesia
#trirismaharini
#kabarsurabaya
#suarasurabaya
#SurabayaDigitalCity
Salam informasi dari kim pelangi
*UNTUK PEMBANGUNAN KOTA SURABAYA YANG LEBIH BAIK* 💪☺🇮🇩🇮🇩🇮🇩🌈🌈🌈